Jumat, 11 Januari 2013

Agama dan Budaya dalam Kehidupan Sehari-hari



Agama dan budaya ini memang tema yang sejak dahulu sering diperdebatkan dan didiskusikan, mulai dari hubungannya, bagaimana sejarah timbulnya bahkan sampai kepada sejauh mana keduanya itu saling mempengaruhi. Untuk mengetahui semuanya itu maka terlebih dahulu kita harus mengetahui definisi agama dan budaya, setelah itu barulah kita akan mengetahui bagaimana hubungan keduanya.
Pertama yang akan kita bahas adalah agama. Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dari kata”a” berarti tidak dan “gama” berarti kacau. Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau. Sedangkan agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yg mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yg berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Sejarah agama sudah setua sejarah manusia itu sendiri karena menurut The New Encyclopaedia Britannica “sejauh yang telah ditemukan para sarjana, tidak pernah ada orang dimanapun dan kapanpun yang sama sekali religius”. Orang-orang Eksimo di Kutub Utara yang beku, orang Nomad (pengembara) di Gurun Sahara, penduduk kota-kota metropolitan seperti Jakarta maupun dibelahan dunia lainnya semuanya itu mempunyai Tuhan yang tata cara penyembahannya berbeda-beda.
Penelitian tentang asal-usul dan perkembangan agama merupakan bidang yang relatif baru. Selama berabad-abad, sedikit banyak orang hanya menerima tradisi agama yang mereka peroleh sejak lahir dan dengan itu mereka dibesarkan. Kebanyakan manusia puas dengan penjelasan yang disampaikan oleh nenek moyang mereka dan merasa bahwa agama itulah yang paling benar. Namun abad ke-19, keadaan mulai berubah. Teori evolusi mulai meluas dikalangan para cendikiawan. Hal itu, sejalan dengan penilitian ilmiah sehingga banyak orang yang mempertanyakan sistem-sistem yang sudah ada termasuk agama. Menyadari terbatasnya petunjuk yang dapat mereka peroleh dari agama yang sudah ada, berapa sarjana beralih kepada peninggalan-peninggalan dari peradaban awal atau tempat-tempat orang yang masih hidup primitif. Mereka mencoba untuk menerapkan metode psikologi, sosiologi dan antropologi. Tetapi ternyata hasilnya berbeda antara ilmuan yang satu dengan yang lain.
Selanjutnya adalah masalah budaya, masalah definisi dari budaya ini banyak pendapat para ahli yang akan saya kutip, diantaranya:
1.      Budaya menurut Koentjaraningrat (1987:180) adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Budaya dapat diperoleh dari belajar, dan gagasan dalam pikiran dan kemudian terwujud dalam seni.
2.      Menurut Ki Hadjar Dewantoro Kebudayaan adalah "sesuatu" yang
berkembang secara kontinyu, konvergen, dan konsentris. Jadi
Kebudayaan bukanlah sesuatu yang statis, baku atau mutlak. Kebudayaan berkembang seiring dengan perkembangan evolusi batin maupun fisik manusia secara kolektif.
3.      Budaya menurut Selo Soemardjan dan soelaiman soemardi adalah semua hasil harya, rasa, dan cipta masyarakat.          
Dari depinisi yang dipaparkan oleh para ahli tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa budaya adalah berasal dari masyarakat dan di aplikasikan didalam masyarakat tersebut. Selain itu budaya juga mempunyai beberapa sifat yaitu Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia, Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya dan Budaya mencakup aturan-aturan yang berisi kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, dilarang dan diijinkan.
Setelah kita mengetahui tentang agama dan budaya maka selanjutnya adalah bagaimana hubungan keduanya dalam kehidupan bermasyarakat. Terdapat hubungan yang sangat erat antara kebudayaan dan agama bahkan sulit dipahami jikalau perkembangan sebuah kebudayaan dilepaskan dari pengaruh agama. Meskipun tidak dapat disamakan, agama dan kebudayaan dapat saling mempengarui. Agama mempengaruhi sistem kepercayaan serta praktik-praktik kehidupan. Sebaliknya kebudayaan pun dapat mempengaruhi agama, khususnya dalam hal hubungannya dengan manusia atau lebih dikenal dengan hablum min an-anas. Seperti contohnya ketika lebaran maka orang baramai-ramai untuk membuat ketupat, padahal ketupat ini tidak ada dalam aturan agama tetapi karena budaya membuat ketupat ini sudah menjadi ciri khas dari lebaran maka ada semacam dorongan untuk memperingati hari lebaran itu dengan membuat ketupat, ini sedikit contoh kebudayaan mempengaruhi agama.
Lalu bagaimana dengan agama mempengaruhi kebudayaan seseorang? Hal ini bisa kita contohkan ketika seseorang berpindah agama cara berfikir dan cara hidupnya dapat berubah secara signifikan. Dapat dilihat seseorang yang beragama Kristen pindah menjadi agama Islam maka pandangan hidupnya akan berubah pula, contohnya cara pandang mareka dalam berpakaian ketika mereka beragama Kristen cara berpakain mereka kurang menutup aurat tetapi ketika mereka telah beragam Islam cara berpakaian mereka menutup aurat.
Hubungan kebudayaan dan agama tidak saling bertentangan, kuduanya justru saling mendukung dan mempengruhi. Ada paradigma yang mengatakan bahwa ” Manusia yang beragma pasti berbudaya tetapi manusia yang berbudaya belum tentu beragama”. Jadi agama dan kebudayaan sebenarnya tidak pernah bertentangan karena kebudayaan bukanlah sesuatu yang mati, tapi berkembang terus mengikuti perkembangan jamannya. Wallahu a’lam.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar