Pertama yang akan kita bahas adalah agama. Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dari
kata”a” berarti tidak dan “gama” berarti kacau. Kedua kata itu jika dihubungkan
berarti sesuatu yang tidak kacau.
Sedangkan agama menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yg mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yg berhubungan dengan pergaulan manusia
dan manusia serta lingkungannya. Sejarah agama sudah setua sejarah manusia itu
sendiri karena menurut The New Encyclopaedia Britannica “sejauh yang
telah ditemukan para sarjana, tidak pernah ada orang dimanapun dan kapanpun
yang sama sekali religius”. Orang-orang Eksimo di Kutub Utara yang beku, orang
Nomad (pengembara) di Gurun Sahara, penduduk kota-kota metropolitan seperti
Jakarta maupun dibelahan dunia lainnya semuanya itu mempunyai Tuhan yang tata
cara penyembahannya berbeda-beda.
Penelitian tentang asal-usul dan perkembangan agama merupakan
bidang yang relatif baru. Selama berabad-abad, sedikit banyak orang hanya
menerima tradisi agama yang mereka peroleh sejak lahir dan dengan itu mereka
dibesarkan. Kebanyakan manusia puas dengan penjelasan yang disampaikan oleh
nenek moyang mereka dan merasa bahwa agama itulah yang paling benar. Namun abad
ke-19, keadaan mulai berubah. Teori evolusi mulai meluas dikalangan para
cendikiawan. Hal itu, sejalan dengan penilitian ilmiah sehingga banyak orang
yang mempertanyakan sistem-sistem yang sudah ada termasuk agama. Menyadari
terbatasnya petunjuk yang dapat mereka peroleh dari agama yang sudah ada,
berapa sarjana beralih kepada peninggalan-peninggalan dari peradaban awal atau
tempat-tempat orang yang masih hidup primitif. Mereka mencoba untuk menerapkan
metode psikologi, sosiologi dan antropologi. Tetapi ternyata hasilnya berbeda
antara ilmuan yang satu dengan yang lain.
Selanjutnya adalah masalah budaya, masalah definisi dari budaya ini
banyak pendapat para ahli yang akan saya kutip, diantaranya:
1.
Budaya menurut Koentjaraningrat
(1987:180) adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil kerja manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar.
Budaya dapat diperoleh dari belajar, dan gagasan dalam pikiran dan kemudian
terwujud dalam seni.
2.
Menurut
Ki Hadjar Dewantoro Kebudayaan adalah "sesuatu" yang
berkembang secara kontinyu, konvergen, dan konsentris. Jadi
Kebudayaan bukanlah sesuatu yang statis, baku atau mutlak. Kebudayaan berkembang seiring dengan perkembangan evolusi batin maupun fisik manusia secara kolektif.
berkembang secara kontinyu, konvergen, dan konsentris. Jadi
Kebudayaan bukanlah sesuatu yang statis, baku atau mutlak. Kebudayaan berkembang seiring dengan perkembangan evolusi batin maupun fisik manusia secara kolektif.
3.
Budaya menurut Selo Soemardjan dan
soelaiman soemardi adalah semua hasil harya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari depinisi yang dipaparkan oleh para ahli tersebut maka dapat
diambil kesimpulan bahwa budaya adalah berasal dari masyarakat dan di
aplikasikan didalam masyarakat tersebut. Selain itu budaya juga mempunyai
beberapa sifat yaitu Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia, Budaya
diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya dan Budaya
mencakup aturan-aturan yang berisi kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang
diterima dan ditolak, dilarang dan diijinkan.
Setelah kita
mengetahui tentang agama dan budaya maka selanjutnya adalah bagaimana hubungan
keduanya dalam kehidupan bermasyarakat. Terdapat hubungan yang sangat erat
antara kebudayaan dan agama bahkan sulit dipahami jikalau perkembangan sebuah
kebudayaan dilepaskan dari pengaruh agama. Meskipun tidak dapat disamakan,
agama dan kebudayaan dapat saling mempengarui. Agama mempengaruhi sistem
kepercayaan serta praktik-praktik kehidupan. Sebaliknya kebudayaan pun dapat
mempengaruhi agama, khususnya dalam hal hubungannya dengan manusia atau lebih
dikenal dengan hablum min an-anas. Seperti contohnya ketika lebaran maka
orang baramai-ramai untuk membuat ketupat, padahal ketupat ini tidak ada dalam
aturan agama tetapi karena budaya membuat ketupat ini sudah menjadi ciri khas
dari lebaran maka ada semacam dorongan untuk memperingati hari lebaran itu
dengan membuat ketupat, ini sedikit contoh kebudayaan mempengaruhi agama.
Lalu bagaimana
dengan agama mempengaruhi kebudayaan seseorang? Hal ini bisa kita contohkan ketika seseorang berpindah agama cara berfikir
dan cara hidupnya dapat berubah secara signifikan. Dapat dilihat seseorang yang
beragama Kristen pindah menjadi agama Islam maka pandangan hidupnya akan
berubah pula, contohnya cara pandang mareka dalam berpakaian ketika mereka
beragama Kristen cara berpakain mereka kurang menutup aurat tetapi ketika
mereka telah beragam Islam cara berpakaian mereka menutup aurat.
Hubungan kebudayaan
dan agama tidak saling bertentangan, kuduanya justru saling mendukung dan
mempengruhi. Ada paradigma yang mengatakan bahwa ” Manusia yang beragma pasti
berbudaya tetapi manusia yang berbudaya belum tentu beragama”. Jadi agama dan
kebudayaan sebenarnya tidak pernah bertentangan karena kebudayaan bukanlah
sesuatu yang mati, tapi berkembang terus mengikuti perkembangan jamannya.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar